14 June 2012
Boedyharto Angsono
Boedyharto Angsono (Ang Boen Ho)
lahir 26 Juni 1943 di Singapura
wafat 19 Juli 2003 di Jakarta
FAMILI
-Istri: Sui Yin-Anak: Stephen, Alice, Grace,
USAHA
-PT Asaba Industries: memproduksi sendok dan garpu.-PT Asaba Zebra Industries: perusahaan joint venture dengan Jepang sebagai produsen sekaligus distributor alat tulis kantor.
-PT Asaba Foods: produsen berbagai jenis makanan.
-PT Asaba Computer Centre: perusahaan di bidang teknologi informasi.
-PT Promexx terbagi menjadi dua:
*PT Promexx Inti Corporatama adalah distributor makanan impor seperti SPC Ardmona (Australia), Sin Tai Hing (Malaysia), Woh Hup (Singapore), Gold Kili (Singapore), Smiling Fish (Thailand), Mee Chun (Hong Kong). Perusahaan ini juga memproduksi makanan merek Koala-la.
*PT Promexx Pusat Stationery bergerak di bidang alat tulis dan bekerjasama dengan toko buku Gramedia.
-PT Samafitro: distributor mesin fotokopi dan beberapa alat elektronik kantor lainnya.
-PT Giri Selo Indah (Grisenda): perusahaan pengembang perumahan.
-PT Asaba Land: perusahaan pengembang perumahan.
-PT Mustika Citra Rasa: Holland Bakery (182 gerai):
*Jakarta Pusat 10
*Jakarta Utara 8
*Jakarta Timur, Bekasi, Karawang 18
*Jakarta Barat, Tangerang 33
*Jakarta Selatan, Depok 22
*Bogor 6
*Surabaya 21
*Bandung 15
*Gresik 2
*Sidoarjo 2
*Malang 4
*Kediri 1
*Makassar 6
*Lampung 12
*Batam 9
*Pekanbaru 8
*Manado 5
GOSIPNYA
Asaba adalah singkatan dari Aneka Sakti Bakti. Perusahaan ini mulanya merupakan distributor alat tulis kantor sejak tahun 1962. Pada 11 Mei 1974 Asaba Group didirikan. Untuk alat tulis kantor, grup ini memiliki beberapa anak cabang yang menghasilkan/mewakili merek-merek terkenal seperti Staedtler, Zebra, Parker, Rotring, Waterman, Max, Lion, Uchida, Lem Fox, President, Ibico, Dahle, Kobra, Develop, Sokkia, Optech, Surverylab, Graphtec, Mutoh, SkyJet, dan BlackJet. Grup ini juga merupakan distributor beberapa merek terkenal seperti Canon, Hewlett-Packard, Casio, Konika, Minolta, Sharp, Brother, MicroSurvey, Novell, UNIX, Microsoft, dll.
PT Asaba berkantor pusat di Jakarta dan memiliki 6 kantor cabang yang terletak di Bandung, Semarang, Medan, Yogyakarta, Surabaya, dan Balikpapan. Grup ini memiliki lebih dari 5.000 karyawan.
Untuk sektor kuliner, grup ini mempunyai Holland Bakery yang berdiri sejak tahun 1978 di Jl. Hayam Wuruk, Jakarta. Toko yang memiliki motto "Teratas Karena Kualitas" ini memiliki ciri sebuah kincir angin di setiap gerainya. Hingga tahun 2011 ada 182 gerai di seluruh Indonesia. GOSIPNYA pada tahun 2002 produk-produk Holland Bakery sempat dipalsukan oleh Kiatanto dengan nama Bakeri Holan.
Pada tahun 1982 Boedyharto Angsono mendirikan PT Samafitro. Perusahaan ini menjadi distributor tunggal mesin fotokopi Canon dan beberapa alat elektronik kantor. Produk yang dipasarkannya antara lain mesin tik elektronik, faksimile, mesin fotokopi digital, dan dispenser.
Pada 5 Januari 1991, salah satu putri Boedy, Alice menikah dengan Gunawan Santoso. Gunawan adalah anak kedua dari Lukman dan Mulyati. Ia menamatkan pendidikan teknik di University of Houston, Texas, Amerika Serikat. Dia meraih gelar insinyur elektro pada 1987. Di Amerika Serikat inilah Gunawan mengenal Boedy pada tahun 1989.
Gunawan memiliki 2 anak dan diserahi tugas mengurus 7 anak perusahaan Asaba. Sejak itu Gunawan jadi kaya raya. Di Desa Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, ia punya vila mewah bernama Kupu-Kupu di atas lahan seluas 25 hektare. Di sini ia memelihara lebih dari 20 ekor hewan buas, antara lain harimau, serigala, beruang, buaya, dan ikan piranha. Akibat memiliki berbagai satwa langka, Gunawan sempat dihukum lima bulan penjara di Pengadilan Negeri Cibadak, Sukabumi. Aneka binatang itu pun disita oleh Dinas Kehutanan Jawa Barat.
Pada 1 Oktober 1993 PT Promexx didirikan. Lewat perusahaan inilah Grup Asaba memasuki bisnis teknologi informasi. Masuknya Asaba ke jalur bisnis ini tak lepas dari booming teknologi komputer dan Internet pada 1996. Perusahaan ini bekerja sama dengan provider komputer e-Business dan Computer Associates. Selain menjadi distributornya, Asaba juga menyediakan pelatihan bagi penjual, pendukung teknis, dan pendukung pemasaran.
Boedy membangun bisnis berdasar kepercayaan. Karena itulah Boedy merupakan seorang Kristiani yang fanatik. Di Gereja Reformed Injili Indonesia, Boedyharto selain jadi pengurus juga dikenal sebagai donatur tetap. Ia dekat dengan Stephen Tong, seorang pendeta terkenal. GOSIPNYA setiap usai acara kebaktian di gereja, Boedy ikut membereskan meja dan kursi.
Boedy yang hobi main bola basket ini lalu merambah ke bisnis properti. Bersama putranya Stephen Angsono, ia mendirikan PT Giri Selo Indah (Grisenda) pada 1997. Perusahaan ini, antara lain, membangun perumahan Taman Grisenda di Jakarta Utara, satu kawasan dengan perumahan mewah Pantai Indah Kapuk.
Pada tahun 1997 ini, hubungan Gunawan dengan keluarga besar Boedy jadi memanas. Hal ini disebabkan ambisi Gunawan untuk menguasai 70 anak perusahaan Asaba (GOSIPNYA Gunawan ketahuan menggelapkan uang dan disuruh mengundurkan diri oleh Boedy tapi Gunawan malah melaporkan Boedy ke Polres Jakarta Barat, dengan tuduhan melakukan penggelapan pajak perusahaan senilai Rp 13 miliar. Tapi, tuduhan ini tak terbukti dan Gunawan pun kian tak disukai oleh orang-orang dekat Boedy di Asaba).
Paulus Tedjakusuma, Direktur Keuangan Asaba, menganggap Gunawan telah memutarbalikkan fakta. Menurutnya, justru Gunawan yang menggelapkan uang perusahaan sebesar Rp 25 miliar. Karena ini, Paulus melaporkan Gunawan ke polisi.
Pada tahun 2000, ternyata Gunawan divonis dengan hukuman dua tahun enam bulan penjara di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. GOSIPNYA di depan bawahan kepercayaan Gunawan, Ahmad Fauzie Ranggi (yang juga teman dekat Boedy), Gunawan bersumpah akan menghabisi Boedyharto Angsono, Stephen Angsono, serta Paulus Tedjakusuma.
Gunawan lalu bercerai dengan Alice Angsono. Ia dikabarkan menikah lagi dengan seorang perawat di Rumah Sakit Soekanto di Kramat Jati, Jakarta Timur. Bersamaan dengan itu, keluarga Boedy menggugat Gunawan ke pengadilan. Gunawan dituntut untuk mengembalikan berbagai harta Boedy yang telah dikuasainya. Kekayaan ini berupa tujuh anak perusahaan PT Asaba, rumah di Taman Kebon Jeruk, Jakarta Barat, serta Vila Kupu-Kupu di Sukabumi. Gugatan keluarga Boedy akhirnya dimenangkan hakim.
Pelaksanaannya hingga sekarang belum selesai. Tanah di Vila Kupu-Kupu baru seluas 12,5 hektare yang bisa dikuasai kembali oleh keluarga Boedy. Salah satu kendalanya lantaran eksekusi kerap dihalang-halangi oleh orang-orang suruhan Gunawan. Ketika rumah di Taman Kebon Jeruk Blok U-9 Nomor 19 akan diambil alih, ibu Gunawan - Mulyati Santoso - dengan bantuan tiga anggota marinir yang berpakaian preman dapat meredam eksekusi.
Hal serupa juga terjadi pada eksekusi bangunan Vila Kupu-Kupu di Sukabumi. Bahkan vila mewah itu diketahui sudah beralih pemilik pada orang bernama Martoyo. Mobil BMW dan hewan-hewan peliharaan di vila itu juga dikabarkan telah diboyong oleh beberapa personel marinir. Sementara itu, vonis terhadap Gunawan dalam kasus penggelapan uang perusahaan ternyata dikuatkan oleh pengadilan banding. Begitu pula di Mahkamah Agung, pada 26 Juni 2002.
Berdasarkan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap itu, pada 27 Juni 2002 Gunawan dieksekusi ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang, Jakarta. Karena LP Cipinang dikabarkan dipenuhi narapidana dan tahanan, lantas Gunawan dipindahkan ke LP Kuningan, Jawa Barat. Di penjara inilah Gunawan harus menjalani hukuman dua tahun enam bulan penjara.
Pada 15 Januari 2003, Gunawan kabur dari LP Kuningan. Ia berhasil mengelabui petugas LP yang ikut menjaganya ketika ia mengaku sakit dan berobat ke luar LP. Polisi segera memasukkan Gunawan dalam daftar buronan. Ketika itu, polisi sempat memburu Gunawan ke Vila Kupu-Kupu. Tapi, Gunawan tak ditemukan.
Enam hari setelah buron, Gunawan mengirim surat ke Kepala LP Kuningan, Bambang Irawan. Dalam surat yang tertulis di Singapura itu, Gunawan minta maaf kepada Bambang Irawan. Ia mengaku terpaksa kabur, karena kalau tetap berada di Indonesia akan terus dikejar-kejar oleh musuhnya. Gunawan juga meminta agar anak buah Bambang Irawan yang mengawalnya hingga ia bisa kabur jangan dihukum.
Pada 6 Juni 2003, Paulus ditembak di depan Hotel Golden di Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat. Paulus mengalami luka parah. Pada 19 Juli 2003, Boedy dan pengawalnya, Edy Siyep tewas ditembak dengan pistol FN-45 di Gelanggang Sasana Krida di Pluit, Jakarta Utara setelah Boedy keluar dari mobil Mercedes Benz S600.
Gunawan lalu mengoperasi wajahnya di Rumah Sakit Tria Dipa milik Dr. Afandi yang membuka klinik di Menteng. Gunawan juga beberapa kali mengubah nama menjadi Indra Amapta, Dustin Bakrie, dan Kevin Martin. GOSIPNYA ia terus gonta-ganti KTP karena harganya murah, sekitar Rp 100 ribu.
Sejumlah orang diperiksa, termasuk kakak dan adik Gunawan, yakni Sulistina dan Fitri. Terungkap kabar bahwa anggota kawanan pembunuh Boedy adalah kopral dua Suud Rusli dan letnan dua Syam Ahmad Sanusi yang pada tanggal 17 Agustus 2007 tewas tertembak di Kampung Cibeunying, Kelurahan Cilaja, Pandeglang, Banten. GOSIPNYA mereka hanya dibayar Rp 4 juta.
No comments:
Post a Comment